ASESMEN
KINERJA DAN PORTOFOLIO
A. Asesmen
Kinerja
Asesmen Kinerja yaitu
penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan
melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan
produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses
keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Asesmen ini melibatkan
aktivitas siswa yang membutuhkan unjuk keterampilan tertentu dan/ atau
penciptaan hasil yang telah ditentukan. Karena itu, metodologi asesmen ini
memberi peluang kepada guru untuk meilai pencapaian berbagai hasil pendidikan
yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui metodologi
ini, asesmen kinerja memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa sedang bekerja
atau melakukan tugas belajar, atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat
dicapai, serta menilai (judge) tingkat penguasaan/ kecakapan yang dicapai
siswa.
Berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Asesmen
kinerja klasikal
Digunakan
untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan.
b. Asesmen
kinerja kelompok
Untuk
mengases kinerja siswa secara berkelompok.
c. Asesmen
kinerja individu
Untuk
mengases kinerja siswa secara individu.
Pada pelaksanaannya,
guru dapat megatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan diases dalam
kurun waktu tertentu. Misalnya dalam dua semester guru merencanakan untuk
mengases keterampilan setiap siswa dalam membuat larutan. Guru merencanakan dalam
dua semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntut siswa membuat larutan.
Maka guru dapat membagi siswa ke dalam empat kelompok siswa yang akan diases.
Siswa kelompok pertama akan diases pada kegiatan pembuatan larutan pertama,
kelompok berikutnya diases pada pembuatan larutan yang berikutnya. Sehingga
setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai keterampilannya dalam
membuat larutan. Asesmen kinerja yang digunakan oleh guru tersebut adalah
asesmen kinerja individu.
Untuk merealisasikan
asesmen kinerja ini, dimulai dengan membuat perencanaan asesmen kinerja yang
meliputi tiga fase penting, yaitu:
1. Fase
1 : mendefinisikan kinerja
Ditentukan kinerja apa yang ingin dinilai. Misalnya
kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi membawa mikroskop dengan
benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur
pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan bayangan benda.
2. Fase
2 : mendesain latihan-latihan
kinerja
Menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek
kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuan
menggunakan mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah praktikum dengan
menggunakan mikroskop.
3. Fase
3 : melakukan penskoran dan
perekaman/ pencatatan hasil
Asesmen kinerja
bersifat lugas (fleksibilitas) dalampengembangan bagian-bagiannya, tetapi ada
beberapa yang perlu diperhatikan yaitu ketika meninjau faktor-faktor konteks
dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metoda-metoda
asesmen kinerja. Pada dasarnya faktor-faktor utama yang dipertimbangkan dalam
proses seleksi asesmen sesuai dengan sasaran prestasi untuk siswa dan juga
dengan metodologi asesmen kinerja.
Dalam hal penskoran,
penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor
objektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk
kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak) atau skala
rentang (sangat baik-baik-agak baik-tidak baik).
Pada penilaian unjuk kerja
yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan
kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa
tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua
pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan
demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala
rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan
kategori nilai lebih dari dua.
B. Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio
merupakan asesmen otentik yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan
bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru.
Portofolio sebagai asesmen otentik dapat digunakan
untuk berbagai keperluan:
1. Mendokumentasikan
kemajuan siswa kurun waktu tertentu.
2. Mengetahui
bagian-bagian yang perlu diperbaiki.
3. Membangkitkan
kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar.
4. Mendorong
tanggung jawab siswa untuk belajar.
Keuntungan penerapan portofolio sebagai asesmen
otentik antara lain:
a. Kemajuan
belajar siswa dapat terlihat dengan jelas.
b. Menekankan
pada hasil pekerjaan terbaik siswa serta dapat memberikan pengaruh positif
dalam belajar.
c. Membandingkan
pekerjaan sekarang dengan yang lalu.
d. Siswa dilatih
untuk menentukan pilihan karya terbaik.
e. Memberikan
kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu.
f. Dapat
menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa
itu sendiri, orang tua dan pihak lain yang terkait.
Model portofolio IPA SD yang berisi contoh-contoh
pekerjaan siswa:
1. Hasil ulangan
2. Uraian
tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana
3. Gambar-gambar
dan laporan lisan
4. Produk berupa
hasil pekerjaan proyek
5. Laporan
kelompok dan foto kegiatan siswa
6. Respon
terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah
7. Salinan piagam
penghargaan
Bentuk-betuk asesmen portofolio:
a. Catatan
anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian
mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar
rekaman kejadiannya.
b. Ceklis
atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa.
c. Skala
penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa.
d. Respon-respon
siswa terhadap pertanyaan.
e. Tes
skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah
pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya:
tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Langkah-langkah dalam menerapkan portofolio, yaitu:
1. Tahap
persiapan
a. Menentukan
jenis portofolio yang akan dikembangkan.
b. Menentukan
tujuan penyusunan portofolio.
c. Memilih
kategori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolio.
d. Meminta siswa
untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
e. Guru
mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa.
2. Mengatur
portofolio
Portofolio diatur
sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua
tugas atau beberapa tugas tersebut akan dijadikan bukti dalam portofolio.
Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio
kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri khas pribadi masing-masing.
Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih diberi tanggal.
3. Pemberian
nilai akhir portofolio
Aspek yang dinilai meliputi isi portofolio, dan
kelengkapan portofolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang dan
perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.